Senin, 22 Januari 2018

Cita-cita Terhalang Oleh Orang Tua.

Asssalamualaikum wr wb

Selamat sore, malam atau pagi yang baru membaca. Aku harap kalian dalam keadaan sehat wal afiat.

Sudah lama saya tak melanjutkan blog ini. di karenakan ada kesibukan sendiri akhir-akhir ini. Dan ya saya sempetin buat lagi.

Saya disini bukan beri ilmu. Tapi Saya disini mau sedikit curhat aja kekalian.

Semua Orang pasti punya cita-cita? benerkan? nah cita cita tersebut pasti berbeda-beda ada yang jadi TNI, Polisi, Dan lain sebagainya. Dan Kalian Berambisi untuk mencapainyakan ?. Terkadang apa yang kalian harapkan itu 80% bisa tercapai dan 20% nya tak bisa di capai. saya berada di 20% tersebut. karna kenapa, tanpa restu seorang ayah dan ibu itu hati akan berbeda. Jujur aja saat saya melakukan suatu kegiatan dan kita tak berizin itu akan ah gimana gitu ya gak sih ?. eh lupa alasan saya :v. Kenapa di berada 20% itu? karena saya harus melanjutkan usaha kedua orang tua saya meskipun usaha tersebut sudah bisa menghasilkan uang. Tapi saya pengen kaya teman, sahabat atau orang di luar sana yang bisa kuliah ke luar daerah atau kota. dapat pengalaman saat di luar nantinya, dapat pengalaman betapa susah nya kehidupan di luar kota. Saya itu banyak sebenarnya punya cita-cita dan hobi yang bisa membuat hasil uang tapi gak pernah kesampaian samapi sekarang. Apa boleh buat. karna saya ingat satu hadist yang berbunyi

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”  (HR At-tarmidzi)
Apabila orang tua itu ridha dengan kita apa yang kita inginkan maka INSHA ALLAH akan tercapai yang kita cita-citakan bukan hanya di dunia saja tapi di akhirat. Teringat akan hadist ini, teringat pula kisah tentang sahabat Nabi yaitu Uawis Al-Qarni Yang sampai ku ingat hingga sekarang. Beliau itu sangatlah berbakti kepada seorang ibu nya hingga mencapaikan cita-cita orang tuanya membawa ibunya tersebut ke mekkah dan madinah untuk menunaikan ibadah haji dengan berjalan sambil menggendong ibunya sampai ke tempat ibadah tersebut dari yaman loh bayangin, buka aja di google map perjalanan yaman ke mekkah berapa hari kalau berjalan. Dari situ saya menangis mendengar kisah tersebut beliau tak di kenal orang di bumi ini melainkan di langit beliau terkenal hingga para penghuni langit pun yang menggubur beliau. Subhanallah 

Mungkin dari hikmah yang saya dapat itu lebih baik apa yang dikata orang tua dibandingkan kita berambisi mencapai cita-cita sendiri tanpa Ridha kedua orang tua. tapi ingat ya saudara-saudara ku sekalian apabila orang tua melakukan hal yang di larang agama maka jauhkan lah dan apabila orang tua melakukan kebaikan demi kita maka lakukan lah (Tafsir Surat Al-hujurat ayat 10-13) 
Mungkin ini pembahasan saya mengenai judul di atas. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan karna manusia tak pernah luput dari segala kekhilafan yang sempurna hanya ALLAH SWT
Wassalamualaikum Wr Wb.

Senin, 26 September 2016

Menyenangkan Hati sesama muslim lainnya

Kembali lagi di blog saya yang insha allah bermanfaat. kali ini kita akan membahas tentang menyengangkan hati sesama muslim lainnya.

"Barang siapa yang berjumpa dengan saudaranya sesama muslim dengan sesuatu yang di cintai allah untuk menyenangkan saudaranya tersebut maka allah akan menyenangkan dia di hari kiamat"(HR. Ath-thabrani)
"tidaklah seorang mukmin yang memberi kesenangan pada saudaranya yang sesama mukmin, kecuali allah akan menciptakan dari kesenangan tersebut seorang malaikat yang beribadah dan mengagungkan serta mengesakan allahswt. apablia orang mukmin tadi sudah berada di liang lahat maka kebahabagiaan tadi datang dan berkata : 'apakah kau mengenaliku?' kemudian orang tadi menjawab: 'siapa kamu' : 'aku adalah kesenangan yang engkau masukkan pada si anu, sekarang aku akan menghibur rasa takutmu, mengajarkan hujjahmu, memantapkan kata-katamu dengan kata-kata yang benar, menjadi saksimu dihari kiamat, dan akan memintakan syafaat untukmu dari tuhamu serta akan memperlihatkan tempatmu di surga" (HR. abu dunya)

Betapa allah memberikan nikmat orang yang suka membahagiakan kaum muslim lainnya. sungguh allah maha penyayang.

Bersemangat dalam menyenangkan dan menghibur hati kaum muslimin merupakan akhlak islam, dalam hal ini Rasulullah SAW. merupakan contoh utama, sampai-sampai orang yang bersama beliau merasa yang paling mulia di sisi beliau, karena melihat kasih sayang, kelembutan, dan hiburan Rasulullah terhadap hati orang orang yang bersama beliau. Beliau juga mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya bagaimana menyenangkan hati orang-orang di sekitar nya.

Membahagiakan hari seorang muslim dengan berjalan untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih baik daripada beri'tikaf di mesjid nabu selama sepuluh tahun. Dari sebab itulah orang-orang sholih mendekatkan diri pada allah dengan memenuhi kebutuhan dan menghibur kaum muslimin di waktu yang berbeda-beda dengan cara yang benar dan sidiq.

Apabila berbicara dnegan kaum muslimin mereka berbicara dengan sesuatu yang adapat menyenangkannya, sedang hatinya lembut sesuai dengan apa ia katakan, hingga senantiasa lebih baik dari pada amalnya sebagaimana di jelaskan di hadits:
"niat seorang mukmin lebih baik daripada amalnya"(HR. ath-thabarani)

Bagi seorang mukmin hendaknya mempunyai keinginan kuat dalam menyenangkan hari orang lain. terutama kepada orang orang yang lemah, orang orang yang jompo dan orang orang yang sakit. karena semua itu merupakan salah satu amal yang agug dan tinggi di sisi allah swt. maka hendaknya seorang muslim tidak ketinggalan akan akhlak mulia ini yang di bawa oleh nabi saw.

sekian pembahasan ini.intinya adalah "senangilah orang yang lemah, jompo dan sakit."

Bersabar

 kembali lagi ke blog saya insha allah bermanfaat, kali ini saya akan membahas tentang bersabar. yang saya bahas ini bukan bersabar menunggu jodoh. tetapi, bersabar dalam msasalah apapun

Memang di dunia ini banyak sekali cobaan dan rintangan yang di hadapi anak adam dan hawa, seringkali seseorang mendapat hinaan, kesalahan meskipun kita benar namun dianggap orang salah, dan lain lain meskipun yang melakukannya adalah dari kaum adam dan hawa itu sendiri. dia mencoba untuk bersabar dan menahan meskipun ujung-ujungnya terjadi emosi banyak sekali di dunia ini yang tidak bisa menahan nya. namun kita harus bersabar sabar dan sabar

Bersabar? apa itu sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18  : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan 'keluar' dari komunitas orang- orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al- Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan  kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai,  bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba- Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
1 . Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2 : 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3 : 200 , 16 : 127 , 8 : 46 , 10 :109 , 11 : 115 dsb.
2 . Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46 : 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka..."
3 . Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2 : 177: "...dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4 . Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3 : 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
5 . Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8 : 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6 . Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13 : 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama- sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri- isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."

Inilah diantara gambaran Al- Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Orang yang bersabar adalah bukan orang yang kalah, tetapi orang yang tetap tenang dan ia tahu bahwa Allah akan menurunkan rahmatnya. Sebab bersabar bukanlah kekalahan tetapi kemenangan yang akan segera diraih.
Siapa saja yang berusaha untuk bersabar, maka Allah akan memberikan kesabaran. Siapa saja yang menginginkan kehinaan, kerendahan dan keterpurukan, maka pasti akan tertimpa kehinaan.
Allah SWT berfirman; “Allah tidak akan menganiyaya mereka, tetapi merekalah yang menganiyaya diri mereka sendiri” (QS. An-Nahl [16]: 33).
Ketika engkau telah ber-iltizaam (berkomitmen) menjadi pejuang islam, saat itu juga Allah akan memudahkan pintu rahmat-Nya yang berlimpah kepada para pejuang yang bersabar karena menginginkan ridho-Nya.
Oleh karena itu, maka katakanlah dan berilah inspirasi dalam diri dan jiwamu agar tetap kokoh dan bersabar dalam meraih ampunan dari Allah.

Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan 'pembatasan' pada bidang- bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.' Wanita tersebut menjawab, 'Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui  dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.' Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, '(maaf) aku tadi tidak  mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.' Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.' (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya)." HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; 'Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku 'atsaratan' (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi

Dalam sebuah riwayat digambarkan; 'Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).

Itulah pembahasan mengenai sabar
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba- hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.

sekian pembahasan ini. semoga ada manfaat nya. 
"KUNCI KEMENANGAN ADALAH SABAR"

Bersyukur

      
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Ibnu `Abbas menceritakan, Rasulullah bersabda,
"Orang pertama yang akan dipanggil untuk masuk surga adalah orang-orang yang senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah,yaitu orang- orang yang senantiasa memuji Allah dalam keadaan lapang dan dalam keadaan sempit"
(Tanbihul Ghafilin 197)
                Setiap umat muslim di anjurkan untuk bersyukur atas nikmat yang di peroleh oleh Allah swt.
apa itu sih syukur
Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1 ) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah (menyatakan lega, senang, dan sebagainya).
Pengertian kebahasaan ini tidak sepenuhnya sama dengan pengertiannya menurut asal kata itu (etimologi) maupun menurut penggunaan Al-Quran atau istilah keagamaan.
Dalam Al-Quran kata"syukur" dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al- Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu,
1. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan sedikit sekalipun, karena itu bahasa menggunakan kata ini (syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya membutuhkan sedikit rumput. Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min barwaqah (Lebih bersyukur dari tumbuhan barwaqah). Barwaqah adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan.
2. Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur dilukiskan dengan kalimat syakarat asy-syajarat.
3. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit).
4. Pernikahan, atau alat kelamin.

Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah
Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran,danwa syukuran yang berarti berterima kasih keapda- Nya.
Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya berterimakasih bagimu, asy- syukru artinya berterimakasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima kasih.
Menurut Kamus Arab - Indonesia, kata syukur diambil dari katasyakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.
Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya. Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.
Macam-macam syukur
Al-Raghib (tt, 265 ), membagi syukur kepada tiga macam; 1 . Syukr al-Qalb (Syukur hati) 2 . Syukr al-Lisân (Syukur lidah) 3. Syukr sâiri al-Jawârih (Syukur semua anggota badan).
Syukur hati, yaitu syukur dengan cara mengingat-ingat ni'mat. Syukur Lidah, yaitu memuji kepada yang memberi ni'mat. Syukur anggota badan, yaitu membalas ni'mat sesuai dengan kepatutan (kepantasannya).

1. Syukur qalbi.
Dilakukan dengan mengingat- ingat ni'mat atau meng- gambarkan ni'mat yang telah diberikan Allâh dengan perasaan hati. Misalnya dulu tidak punya apa-apa sekarang punya kekayaan, dulu tidak bekerja sekarang dapat pekerjaan, dulu sakit-sakitan sekarang ada dalam kesehatan, kita cukup sandang dan pangan sementara orang lain hidup dalam kesulitan. Dengan demikian akan muncul perasaan hati untuk lebih bersyukur kepada pemberi ni'mat. Al-Maraghi (I:29) menyebutkan, syukur dengan hati itu dengan melahirkan ketulusan, kemurnian hati dan rasa cinta kita pada Allâh (al- Nashu wa al-Mahabbah).
2. Syukur Lidah.
Yaitu bentuk syukur yang diucapkan dengan lisan, baik kepada Allâh, juga kepada sesama manusia. Syukur lisan kepada Allâh antara lain kita mengucapkan kalimat al- Hamdulillah. Ibnu Abbas menyebutkan al-Hamdulillah adalah kalimat syukur, jika hamba menyebut al-Hamdulillah, Allâh Swt berfirman, Syakaranî 'Abdî. Pada kesempatan lain Ia mengatakan al-Hamdu adalah al- Syukru dan al-Iqrâru bini'amihi wa hidâyatihi. Dan Jalaludin al- Suyuthi (I:30) mengutif riwayat Ibnu Jarir dan al-Hâkim, menyebutkan hadits Nabi Saw, "Rasulullah Saw bersabda, apabila kalian mengucapkan "al- Hamdulillahi Rabbil 'Alamin" dengan demikian engkau telah bersyukur kepada Allâh dan Dia akan menambah ni'mat-Nya" Dan syukur lisan kepada sesama manusia dilakukan dengan mengucapkan kata-kata pujian, kata yang baik (al-Madhu-Al- Tsana`u) terhadap orang yang berbuat ihsan (baik), sebagai ungkapan rasa syukur (Al- Maraghi, I:29)
3. Syukur anggota badan.
Dilakukan dengan membalas ni'mat atau kebaikan dengan kepatutan atau kepantasan yang layak. Syukur Jawarih kepada Allâh, dilakukan dengan membalas ni'mat Allâh dengan ibadah kepada Allâh. Untuk itu Ibnu al-Mundzir dalam al-Suyuthi (I:31) menyebutkan, "Shalat itu adalah syukur, shaum juga syukur, seluruh kebaikan yang dilakukan atas dasar karena Allâh itu adalah syukur."

wallahu a"lam
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menyebutkan bahwa hakikat syukur adalah mengakui nikmat Allah karena Dialah pemilik karunia dan pemberian sehingga hati mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah SWT. Kemudian anggota badannya tunduk kepada pemberi nikmat itu. Yang disebut tunduk adalah mentaati dan patuh karena seseorang tidak disebut tunduk, kecuali jika dia mentaati perintah Allah dan patuh kepada syari’at-Nya. Dengan demikian syukur merupakan pekerjaan hati dan anggota badan. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menjelaskan tentang cara bersyukur sebagai berikut, bersyukur dengan lisan adalah lisan mengakui bahwa nikmat itu berasal dari Allah dan tidak menyandarkannya kepada makhluk atau kepada dirimu sendiri, daya mu, kekuatanmu, atau usahamu. Syukur dengan hati adalah dengan keyakinan yang abadi, kuat, dan kokoh bahwa semua nikmat, manfaat, dan kelezatan yang ada padamu, baik lahir maupun batin, gerakanmu maupun diammu adalah berasal dari Allah bukan dari selain-Nya, dan kesyukuranmu dengan lisanmu merupakan ungkapan dari apa yang ada di dalam hatimu. Sedangkan bersyukur dengan anggota badan adalah hendaknya kamu menggerakkan dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah bukan untuk selainnya dari makhluk.
Saya pernah mendengar, dari Al-Mukarram Al-Allamah KH. Muhammad zaini bin abdul ghani, melalui perantara guru ( lupa nama nya) beliau mengatakan “Apabila kita membeli sesuatu, maka kita harus mensyukuri nya, diucapkan melalui lisan, lalu ke pikiran,lalu ke hati, insha allah barang itu tidak rusak”
Dalam al-quran dijelaskan sudah bahwa umat muslim harus pandai bersyukur
''Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah.'' Abu Isa berkata, ''Ini adalah hadis hasan sahih.'' (HR Tirmidzi No 1877).

Dengan memperbanyak syukur, manusia akan menyadari segala kelemahan dan kekurangannya di hadapan Allah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur.
Sekian materi ini semoga ada bermanfaatnya
Terimakasih